Minggu, 15 Maret 2015

Studi Kasus Kesulitan Belajar MI Darussalam-Sugihwaras




STUDI KASUS
MI DARUSSALAM-SUGIHWARAS






  

Oleh :
SITI LIANATUZ ZUHRO
NIM. 118620600168


Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1-PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo









BAB I
PENDAHULUAN

1.      Konfidiensialitas
Pendidikan merupakan hal yang sangat vital dalam hal perkembangan suatu Negara  sebab generasi muda merupakan fondasi kemajuan suatu bangsanya yang berawal dari keberhasilan pendidikan yang diperolehnya, baik pendidikan akademis dan nonakademis. Keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari pemeran pendidikan, yaitu seorang guru. Guru mempunyai peranan penting dalam suatu pendidikan, yaitu mendidik, membimbing dan mengajar. Dalam menjalankan perannya tersebut, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak yang sulit dalam belajar cenderung sulit menerima materi pembelajaran, baik pelajaran membaca, menulis dan menghitung yang merupakan kebutuhan dasar yang dipelajari pada saat sekolah dasar. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi dalam memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak kesulitan dalam belajar.
Masalah-masalah tersebut dapat menjadi penghambat bagi siswa untuk mencapai prestasi yang optimal di sekolah. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut terkadang dibutuhkan bantuan orang lain untuk ikut menyeleseikannya karena tidak semua siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Sekolah menyediakan konselor untuk membantu siswa mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Selain konselor, guru sebagai salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak didiknya. Guru mengemban tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Salah satu tugas guru sebagai pendidik dalam hal ini adalah membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga diperlukan seorang guru yang profesional agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Permasalahan yang dihadapi siswa merupakan masalah penting yang harus diketahui guru yang sangat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Untuk itu siswa perlu diberi pengarahan dan bimbingan oleh pihak yang lebih berpengalaman dan dalam hal ini diwakili oleh guru BK, wali kelas ataupun guru mata pelajaran yang bersangkutan. Salah satu bentuk  bimbingan tersebut melalui program bimbingan siswa yang memberikan bantuan dan penanganan secara intensif terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Disini penulis menemukan satu masalah di MI Darussalam Sugihwaras, salah satu peserta didik kelas II yang malas dalam belajar, kurang bisa membaca, menulis kurang rapi dan kurang mendapat motivasi dari orang tua. Seharusnya adanya sinergi yang positif dalam penyelesaian masalah ini yaitu dari orang tua dan pendidik.
Maka dari itu identitas klien akan dirahasiakan. Oleh sebab itu nama siswa diganti dengan nama fiktif. Nama fiktif yang dipakai jika kebetulan sama dengan nama orang lain, hal itu diluar kesengajaan dan kasus yang ditangani tidak ada sangkut pautnya dengan orang tersebut.

2.      Identitas Klien
Dalam studi kasus yang dilakukan peneliti terdapat identitas klien yang dipaparkan, yaitu:
a.      Identitas Klien
Nama                                                        : Ferdi (Nama Disamarkan)
Jenis Kelamin                                           : Laki-laki
Tempat, tanggal Lahir                              : Sidoarjo, 22 April 2007
Agama                                                      : Islam
Alamat                                                     : Perum MA B116 34/08 Larangan
Hobby                                                      : Renang
Cita-cita                                                   : Polisi
Tinggi Badan                                           : 102 cm
Berat Badan                                             : 25 kg
Pendidikan                                               : Sekolah Dasar
Suku/Kewarganegaraan                           : Jawa/WNI

3.      Lukisan (Deskripsi) tentang Klien
a.      Keadaan Jasmani
1.      Bentuk Muka                                     :  Oval
2.      Tinggi Badan                                     :  147 Cm
3.      Berat badan                                        : 22 Kg
4.      Warna Kulit                                       : Sawo Matang
5.      Warna Rambut                                   : Hitam kemerah-merahan
b.      Penampilan Lahiriah
Klien jika berpakaian kurang rapi, selalu ada baju yang keluar dari ikat pinggangya. Rambutnya kurang rapi.
c.       Kesehatan
1.      Keadaan Mata                                    : Normal
2.      Keadaan Telinga                                : Normal
3.      Penyakit yang pernah diderita           : Tidak ada
4.      Cacat Jasmani                                    : Tidak ada
5.      Keadaan Perawatan Tubuh                : Sedang

d.      Keadaan Keluarga
1.      Nama Ayah                                       : Sony (Nama disamarkan)
Umur                                                 : 38 Tahun
Agama                                              : Islam
Suku Bangsa                                     : Indonesia
Tingkat Pendidikan                          : SLTA / SMA Sederajat
Pekerjaan                                          : Pabrik
2.      Nama Ibu                                          : Sumi (Nama Disamarkan)
Umur                                                 : 32 Tahun
Agama                                              : Islam
Suku Bangsa                                     : Indonesia
Tingkat Pendidikan                          : SLTA / SMA Sederajat
Pekerjaan                                          : Pedagang

e.       Keadaan Sekolah
Klien menempuh pendidikan di MI Darussalam Sugihwaras. Sekolah ini termasuk sekolah yang memiliki prestasi unggul. Tenaga pengajar sudah lengkap mulai dari kelas I  sampai dengan kelas 6. Sarana prasarana di dalamnya sudah cukup lengkap sebagai penunjang pembelajaran.

f.       Rencana Masa Depan
Meskipun klien malas belajar, dia memiliki cita-cita yang tinggi yaitu ingin menjadi polisi. Tetapi dia tidak tahu cara bagaimana agar menjadi seorang polisi. Hanya angan-angan saja tanpa diikuti dengan belajar yang rajin.

g.      Kesulitan yang Dihadapi Sekarang
Klien sulit untuk duduk saat pelajaran dimulai, karena suka berjalan-jalan di kelas tetapi tidak mengganggu temannya. Jika mencatat selalu duduk di depan papan dengan mencatat meskipun dengan tulisan yang sulit dibaca. Suka mengerjakan soal tetapi selalu memanggil guru untuk bertanya. Kurang bisa memahami soal jika diberikan latihan soal. Tidak bisa fokus dalam pembelajaran.
BAB II
GEJALA DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS
A.    Gejala Kasus
Gejala merupakan suatu hal yang menandakan suatu tanda-tanda. Gejala ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah gejala yang dialami oleh siswa yaitu gejala-gejala kesulitan belajar.
Dari fenomena yang ada dalam klien, klien meupakan siswa yang tertinggal dari siswa lainnya. Ketika di kelas dia selalu tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Klien selalu mencari kesibukan sendiri sehingga dalam mengikuti pembelajaran selalu tidak fokus dan akibatnya tidak bisa memahami materi pembelajaran secara maksimal.
Berdasarkan observasi, wawancara, angket yang diberikan peneliti pada klien terdapat  gejala-gejala diri klien sebagai berikut :
1.      Gejala yang Bersifat Positif
Gejala yang bersifat positif adalah sikap atau perbuatan yang dapat membantu dan meningkatkan proses belajar mengajar pada diri Ferdi. Gejala-gejala tersebut diantaranya :
a.       Mematuhi peraturan sekolah
b.      Rajin mengikuti kegiatan sekolah
c.       Tidak suka membolos sekolah
d.      Menurut perintah guru

2.      Gejala-gejala yang Bersifat Negatif
Gejala yang bersifat negatif adalah sikap atau perbuatan yang kurang baik yang dapat mengganggu proses belajar mengajar pada diri Septiana. Gejala tersebut diantaranya :
a.       Sulit memahami materi pelajaran
b.      Bersifat pendiam dan pemalu
c.       Kurang memiliki keberanian dalam berpendapat
d.      Cepat putus asa dalam mengerjakan soal
e.       Bersikap manja
f.       Bertindak semaunya sendiri
g.      Tidak mau meneliti hasil jawabannya
Dengan adanya gejala tersebut diatas maka kami mengambil sebagai alasan dalam menyusun sudi kasus ini.

B.     Alasan Pemilihan Kasus
Setiap anak adalah bintang dan memiliki tingkat intelegensi yang sama. Intelegensi merupakan kemampuan problem-solving dalam segala situasi yang baruu atau mengandung masalah.[1]Akan tetapi dalam mencapai atau mendapatkan intelegensi yang tinggi setiap anak memiliki cara yang berbeda-beda. Faktor genetika, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat memiliki peranan penting dalam tingkat intelegensi yang dimiliki siswa.
Berdasarkan gambaran umum kasus, maka peneliti perlu menangani siswa yang bersangkutan dengan persetujuan wali kelas dengan menggunakan studi kasus. Dengan harapan agar bisa membantu siswa untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya. Sedangkan bagi siswa tersebut, supaya dapat merubah sikapnya khususnya dalam kesadaran belajar. Sedangkan manfaat untuk sekolah yaitu lebih memahami siswa yang sedang mengalami masalah yang dihadapinya. Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang mengalami masalah sehingga pihak sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil dalam kegiatan ini dalam bentuk studi kasus yang berisi data siswa dappat menjadi bahan dokumen yang siap digunakan bilaman dibutuhkan dan sebagai alternatif penyelesaian masalah yag dihadapi, dengan penjabaran dibawah ini :
a.       Menentukan permasalahan yang dihadapi klien.
b.      Menetapkan jenis bantuan dan bimbingan apa yang dapat diberikan pada klien.
c.       Memberi saran-saran kepada klien agar dapat merubah sikapnya yang menyebabkan dia tidak maksimal mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
d.      Memberikan suatu pandangan jauh kedepan bahwa seorang tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain.


BAB III
PROSEDUR DAN TEKNIK PENYELIDIKAN
Untuk mendapat data yang komprehensif baik masalah yang dihadapi siswa secara keseluruhan, maupun latar belakang masalah peneliti menggunakan beberapa metode atau teknik untuk keadaan klien. Adapun teknik penelitian antara lain:
A.    Analisis
1.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dikakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewed) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[2] Dalam penelitian studi kasus ini wawancara yang dimaksud yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung dengan klien, orang tua, teman dekat, guru wali kelas. Dari hasil wawancara diperoleh hasil sebagai berikut:
a.       Wawancara kepada klien memberikan hasil bahwa kurang suka belajar bahkan jika di rumah dia jarang belajar. Dan apabila mengikuti bimbingan belajar kurang ada rasa kesadaran belajar. Jika di kelas juga kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran.
b.      Wawancara kepada teman dekat memberikan hasil yaitu berpendapat bahwa Ferdi itu anak yang malas, jarang mengerjakan PR dan suka jalan-jalan di kelas. Selain itu dia juga sering di ingatkan oleh beberapa guru untuk lebih bisa fokus, rajin belajar yang serius mengikuti pembelajaran yang diajarkan.
c.       Wawancara terhadap guru wali kelas mendapatkan hasil bahwa Ferdi merupakan anak yang sulit fokus dalam mengikuti pembelajaran yang diajarkan, kurang ada kemauan untuk belajar. Selain itu dia kurang lancer dalam membaca serta dalam menulis tulisannya masih berantakan bahkan tidak bisa dibaca.
2.      Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh suatu pemahaman. Observasi dilakukan di kelas dan di luar kelas. Dalam penelitian ini ditemukan berbagai tanda yang namak pada klien, yaitu:
a.       Klien kurang mampu membaca dan menulis karena kurang adanya motivasi pada orang tua meskipun guru berusaha untuk memberikan pengarahan yang positif dalam suatu pembelajaran.
b.      Ketika bergaul dengan temannya adakalanya klien mudah marah.

3.      Buku Raport
Buku raport digunakan untuk dianalisis yaitu raport pada nilai yang diperoleh klien mulai dari awal masuk sekolah di MI Darussalam antara lain kelas I semester 1 dan 2 dan nilai UTS yang baru saja diterimanya.
Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti menghasilkan nilai yang diperoleh oleh Ferdy yaitu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal itu bisa terjadi karena kurang adanya motivasi dan bimbingan dari orang sekitar keluarganya yaitu orang tua. Selain itu kurang adanya fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran meyebabkan nilai Ferdy jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

B.     Sintesa
Dari data yang diperoleh dan jenis masalah yang ada serta dengan menghubungkan data-data yang valid terhadap masalah klien tersebut, maka dapat kami simpulkan bahwa :
1.      Klien kurang serius dan kurang dapat menerima pelajaran yang disampaikan guru di dalam kelas karena sulit untuk fokus.
2.      Klien kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tuanya dalam aktivitas belajarnya karena kesibukan kedua orang tuanya.
3.      Prestasi klien rendah/kurang baik.
4.      Klien kurang lancar membaca dan menulis.

C.    Diagnosa
Berdasarkan data yang diperoleh, maka kami dapat menyebutkan masalah yang dihadapi klien antara lain :
1.      Identifikasi masalah
Dalam kasus ini klien tergolong mengalami kesulitan belajar dalam kategori Dependence/ bergantung. Dalam penelitian ini Dependence yang dimaksud yaitu suatu kesulitan belajar terjadi karena kurang adanya motivasi dari orang terdekat yaitu dari orang tua, keluarga bahkan teman sekelasnya juga ikut andil dalam hal ini. Selain itu klien tidak ada yang mengingatkan dalam belajar, orang tua hanya menyuruh saja dia ikut bimbngan belajar tanpa adanya motivasi lain di dalamnya yang berhubungan dengan kegiatan pembelajharan sehingga klien lupa waktu dan mengakibatkan prestasi belajarnya kurang baik (rendah).

2.      Etiologi
Adapun penyebab timbulnya masalah yang dihadapi klien adalah sebagai berikut :
a.       Kurangnya kesadaran orang tua tentang perlunya perhatian dan bimbingan orang tua terhadap aktivitas belajar anak.
b.      Tuntutan ekonomi yang membuat kedua orang tuanya sibuk mencari uang.
c.       Keadaan fisik orang tua yang capek kadang-kadang lupa mengingatkan belajar pada anaknya.
d.      Tidak ada tempat untuk mengadu terhadap masalah yang dihadapi karena semua keluarga kurang sadar mengenai arti dari curahan/perasaan anak.
3.      Prognosa
Prognosa atau ramalan merupakan kemungkinan yang akan terjadi pada diri klien apabila dia tidak segera memperoleh bantuan pemecahan problemnya. Kemungkinan-kemungkinan bisa saja berakibat sebagai berikut :
1.      Prestasi belajar akan terus menurun.
2.      Klien tidak bisa naik kelas.
3.      Klien akan belajar seenaknya sendiri karena tidak ada bimbingan dari orang tua
4.      Klien tidak punya rasa disiplin dalam belajar.
5.      Klien tidak semangat belajar karena kurangnya motivasi.
Kita dapat menyimpulkan baik timbulnya masalah dan penyebabnya yang kemungkinan terjadi pada dirinya apabila tidak segera memberikan bimbingan dan penyelesaian masalah.


BAB IV
USAHA-USAHA BANTUAN (TREATMENT)
A.      Usaha Bantuan yang Direncanakan
Dalam menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh klien, maka kami melakukan beberapa usaha, di antaranya:
1.        Wawancara
Yaitu melakukan dialog secara langsung dengan klien, teman dekat dan guru wali kelas bagaimana keadaan klien sesungguhnya. Dari kegiatan wawancara itu secara langsung peneliti bisa menyimpulkan bagaimanakah keadaan sesungguhnya klien.
2.        Pemberian informasi
Memberikan masukan atau saran kepada klien bahwa pendidikan adalah kunci dari kesuksesan.
3.        Pendekatan kepada pihak sekolah
Usaha ini dilakukan supaya klien mendapat bantuan dan perhatian khusus dari dewan guru, wali kelas, sehingga diharapkan nanti klien mendapat penanganan yang serius karena semua pihak sekolah mendukung penyelesaian masalah yang dihadapi klien.
B.       Usaha Bantuan yang Telah Dilaksanakan
Berikut adalah usaha bantuan yang telah dilakukan oleh peneliti terkait penyelesaian masalah yang dihadapi klien :
1.        Memberi tambahan pembelajaran setelah pembelajaran di kelas.
2.        Mengadakan dialog secara langsung dengan klien dengan tujuan memberikan masukan yang positif mengenai pentingnya belajar.
3.        Mengubah tempat duduk siswa yaitu langsung mengadap papan tulis dan di letakkan strategis dengan guru agar selalu mendapatkan perhatian.
4.        Memindah teman sebangkunya dengan siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi agar klien juga termotivasi dengan teman sebangkunya.
5.        Meminta bantuan kepada pihak sekolah yaitu guru, wali kelas dan kepala sekolah untuk lebih memperhatikan masalah yang dihadapi oleh klien.

C.      Usaha-usaha bantuan yang belum dilaksanakan
Usaha bantuan yang belum dilaksanakan oleh peneliti terkait dengan penyelesaian masalah yang dihaapi klien yaitu:
1.      Melakukan remidial terhadap hasil tes belajar klien.
2.      Home visit yang bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah keadaan keluarga lebih mendalam.
3.      Melakukan kerja sama dengan orang tua mengenai cara memberikan motivasi pada klien tentang pentingnya belajar.
4.      Memberikan bimbingan secara terus menurus hingga menumbuhkan semagat belajar pada diri klien.
Semua itu belum terlaksana karena waktu yang dimiliki peneliti relatif pendek sehingga perlu adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak sekolah mengenai penyelesaian masalah yang dihadapi oleh klien.


BAB V
USAHA TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)      
Dalam menyelesaikan masalah bukan hanya dari satu pihak saja, melaikan dari banyak pihak yang saling terkait dari pihak lain, yaitu diantaranya:
1.      Siswa (Klien)
a.       Klien sebaiknya sopan terhadap siapapun
b.      Klien hendaknya bisa berkomunikasi baik dengan orang tua dan pihak sekolah
c.       Klien seharusnya bisa berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran.
2.      Keluarga
a.       Kasih sayang, perhatian, dan motivasi dari orang tua sangat dibutuhkan.
b.      Memperhatikan anak dalam komdisi apapun.
c.       Mampu memberikan semangat dan motivasi yang tinggi terhadap belajarnya.
d.      Tidak selalu merendahkan anak
3.      Lingkungan Sosial (Teman Dekat)
a.       Mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan sopan dan memotivasi teman ke arah yang lebih baik
b.      Mampu meyelesaikan masalah sendiri, ketika timbul permasalahan terhadap klien khususnya di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.
4.      Guru / Guru Wali kelas
Guru mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses indentufikasi masalah belajar anak. Oleh karena itu, guru perlu diberikan bekal-bekal yang cukup terrutama dalam bidang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan penyelesaian masalah pada klien yaitu:
a.       Guru memotivasi peserta didik
b.      Memperhatikan tingkah laku peserta didik di lingkungan sekolah
c.       Guru menjadi orang tua kedua dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dan perilaku yang tampak pada diri klien yang telah diteliti langsung oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya klien adalah termasuk siswa yang mempunyai potensi yang tinggi dan minatnya untuk sekolah dalam meraih cita-cita sangat besar, hanya saja kurangnya perhatian dari orang tuanya dan kurang konsentrasi dalam belajar sehingga prestasi belajar klien rendah.

B.     Saran-saran
Berdasarkan fenomena yang ada maka penulis mengharap kepada Dewan guru, wali kelas, khususnya kepada orang tua untuk mengadakan langkah-langkah perbaikan :
1.       Orang tua hendaknya memberi perhatian lebih terhadap klien terutama dalam belajar klien.
2.       Memberikan motivasi supaya lebih semangat dalam belajar dan meningkatkan prestasi yang ada di sekolah sehingga akan mencapai apa yang diinginkan dengan seimbang dengan bantuan komunikasi dan perhatian orang tua yang mengarah kepada suatu perbaikan.
3.       Orang tua hendaknya memberikan perhatian lebih terutama dalam aktivitas sehari-hari dan belajar klien.


[1] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan(Malang:Rineka Cipta, 2010), 135.
[2] Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,dan R&D (Bandung:Alfabeta,2011), 194.